A.
Pengertian
Kultur Jaringan
Kultur adalah budidaya dan jaringan, hal tersebut
merupakan sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Kultur
jaringan adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil
yang mempunyai sifat seperti induknya (Daisy P.
Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani, 1994) . Kultur
jaringan pada dasarnya adalah suatu sistem pertumbuhan sel-sel yang belum
berdiferensiasi, sehingga berkemampuan menghasilkan tanaman-tanaman baru (James R. Welsh, 1991) .
Kultur jaringan merupakan cara perbanyakan tanaman secara
vegetatif dalam media buatan yang dilakukan dalam kondisi steril. Metode kultur
jaringan dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dalam waktu
yang relatif singkat. Hasil kultur jaringan sangat baik dan sangat
menguntungkan. Kultur jaringan pada dasarnya merupakan suatu sistem pertumbuhan
sel-sel yang belum berdiferensiasi, sehingga berkemampuan menghasilkan
tanaman-tanaman baru.
Dasar ilmiah kultur jaringan dalam pelaksanaan teknik
kultur jaringan yang telah berkembang saat ini, sebenarnya didasarkan teori
sel. Teori sel dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann, yaitu bahwa sel
mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemapuan totipotensi. Totipotensi
adalah kemampaun setiap sel, dari mana saja sel tersebut diambil, apabila
diletakkan dalam lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang
sempurna (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani,
1994) .
B. Teknik Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani, 1994) antara lain:
1.
Eksplan
Teknik
kultur jaringan sebenarnya sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan
tanaman yang disebut eksplan. Eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara
dalam medium padat atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. Eksplan
tumbuh menjadi kalus.
2.
Kalus
Sebagian
sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk
kalus. Kalus akan tumbuh menjadi bibit atau tanaman kecil. Dari satu kalus
biasanya dapat tumbuh menjadi perpuluh-puluh tanaman kecil.
3.
Planlet
Apabila
kalus yang terbentuk dipindahkan ke dalam medium diferensiasi yang cocok, maka
akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap disebut planlet. Dengan teknik kultur
jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat
dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.
C.
Penggunaan
Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan telah semakin luas penggunaannya (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani,
1994) ,
antara lain:
1.
Budidaya Meristem
Budidaya
jaringan dengan menggunakan eksplan dari jaringan muda atau meristem.
2.
Budidaya Pollen
Budidaya
jaringan dengan menggunakan eksplan dari pollen atau benangsari.
3.
Budidaya Protoplas
Budidaya
jaringan dengan menggunakan eksplan dari protoplas. Protoplas adalah sel hidup
yang telah dihilangkan dinding selnya. Protoplas sebagai suatu hasil isolasi
sel, yang sudah tidak mempunyai dinding sel lagi, yang mengandung selulosa dan
pektin (Moeso Suryowinoto, 1996) .
4.
Budidaya Kloroplas
Budidaya
jaringan dengan menggunakan kloroplas untuk keperluan fusi protopla (memperbaiki
sifat tanaman dengan membuat varietas baru).
5.
Silangan Protoplas
/ Fusi Protoplas
Silangan
protoplas adalah menyilangkan dua macam protoplas menjadi satu, kemudian
dibudidayakan sampai menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat baru.
Persilangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan zat kimia atau dengan
listrik.
D.
Manfaat
Kultur Jaringan
Manfaat kultur jaringan antara lain:
1. Untuk mendapatkan tanaman
baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat
fisiologi, dan morfologi sama persis dengan tanaman induknya.
2.
Dapat dihasilkan
klon suatu komoditas tanaman dalam waktu yang relatif cepat.
3. Kultur jaringan
telah dikenal sebagai usaha mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis
tanaman dalam waktu yang relatif lebih singkat dari pada cara pemulian tanaman
yang harus dilakukan penanaman secara berulang-ulang sampai beberapa generasi.
4.
Untuk mendapatkan
tanaman baru yang toleran terhadap stress garam.
5. Kultur jaringan di
bidang farmasi, dapat menghasilkan metabolit sekunder untuk upaya pembuatan
obat-obatan.
6.
Kultur jaringan
memberikan masukan atau informasi pengetahuan yang bermanfaat di bidang
fisiologi tanaman.
7. Melalui perbanyakan
vegetatif dengan kultur jaringan ternyata juga berpengaruh terhadap devisa
negara.
8. Kultur jaringan
dalam perbaikan tanaman dapat menciptakan klon-klon tanaman secara efisien dan
murah.
E.
Metode
dan Pelaksanaan Kultur Jaringan
Metode kultur jaringan dan pelaksanaan kultur jaringan (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani,
1994) .
1.
Metode
Kultur Jaringan
a.
Dilihat dari macam
media tanam
·
Metode padat
Metode
padat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kalus dan kemudian dengan
medium deferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar serta tunas sehingga
kalus dapat tumbuh menjadi planlet. Media padat adalah media yang mengandung
bsemua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman dan dipadatkan dengan
menambahkan zat pemadat (agar-agar batangan, bubuk, dan kemasan).
·
Metode cair
Suspensi
sel dapat diartikan sebagai kultur dari sel-sel babas di dalam medium cair.
Tujuan dari suspensi sel adalah untuk memecah kalus menjadi single cell. Single cell mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan membelah diri
dengan lebih baik dari pada kelompok sel. Pemakaian media cair lebih ditekankan
untuk suspensi sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (protokormus).
b.
Dilihat dari cara
pemeliharaan
Di dalam kultur
jaringan terdapat tiga macam cara pemeliharaan, yaitu:
·
Cara satu langkah
Cara
ini dilakukan apabila menghendaki agar eksplan langsung dapat tumbuh menjadi
kalus dan planlet dalam satu macam medium.
·
Cara dua langkah
Apabila
kalus yang sudah berhasil tumbuh keadaannya setelah beberapa lama tetap menjadi
kalus, berarti kalus ini tidak mau tumbuh menjadi planlet. Apabila kalus
demikian, cara dua langkah ini perlu dilakukan. Kalus dipindahkan ke dalam
medium diferensiasi agar mau menumbuhkan tunas dan akar. Untuk menumbuhkan
ekspan sampai menjadi planlet dibutuhkan dua macam medium.
·
Cara tiga langkah
Cara
tiga langkah untuk mendapatkan planlet yang lengkap dengan tunas dan akar
dibutukan tiga macam medium. Medium pertama untuk menumbuhkan kalus, medium
kedua untuk menumbuhkan tunas, dan medium ketiga untuk menumbuhkan akar.
2.
Pelaksanaan
Kultur Jaringan
a.
Sterilisasi alat
penabur
Sebelum
digunakan, entkas harus disterilisasi
dengan menggunakan hand sprayer
berisi spiritus atau formalin 10% dan alkohol 70%, dengan perbandingan 1:1.
Setelah entkas disemprot kemudian
dibiarkan 10 menit, baru digunakan. Sterilisasi pada laminair air flow dibenarkan adalah dengan spiritus atau alkohol
70%.
b.
Sterilisasi alat
dan medium
Alat-alat
dissecting-set dan glass ware yang akan digunakan untuk
kultur jaringan, setelah dicuci dan dikeringkan kemudian dibungkus dengan
kertas payung dan disterilisasi di dalam autoklaf dengan suhu 121'C tekanan 15 lb, dan lama sterilisasi 20-30 menit.
c.
Sterilisasi eksplan
Sterilisasi
eksplan dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu secara mekanis dan secara
kimiawi. Secara mekanis untuk eksplan yang keras dengan membakar di atas lampu
spiritus sebanyak tiga kali. Sterilisasi secara kimiawi digunakan untuk eksplan
yang lunak seperti tangkai daun, daun, dan sebagainya. Bahan kimia yang
digunakan strerilisasi adalah sodium hipokhlorit, mercuri khlorit, dan alkohol
70%.
d.
Menabur eksplan
Menabur
eksplan dilakukan di dalam laminair air
flow dengan kondisi aseptik. Eksplan yang siap untuk ditanam (sudah
steril), dipotong-potong dengan menggunakan skalpel di dalam cawan petri. Potongan
eksplan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi media tumbuh, hingga
permukaan yang teriris bersentuhan dengan medium. Erlenmeyer ditutup kembali
dengan aluminium foil dan diinkubasikan. Pada suspensi sel, eksplan tidak
ditanam di dalam medium padat, tetapi dalam medium cair, kemudian diinkubasi di
atas mesin penggojok (shaker). Setelah selesai alat dibersihkan.
e.
Melaksanakan
sub-kultur
Dalam
waktu satu sampai dua minggu, eksplan akan tumbuh menjadi kalus. Kalus akan
tumbuh pada eksplan di media padat, sedangkan pada eksplan di media cair akan
tumbuh plb. Sub-kultur adalah usaha untuk mengganti media tanam kultur jaringan
dengan media yang baru, sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan kalus.
f.
Menumbuhkan Planlet
Menumbuhkan
planlet adalah medium deferensiasi yang komponen-komponen kimianya agak berbeda
dengan medium induksi kalus. Terdapat faktor lingkungan yang mempengaruhi
deferensiasi, seperti intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban.
DAFTAR PUSTAKA
Daisy P.
Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani. (1994). Teknik Kultur Jaringan:
Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif - Modern.
Yogyakarta: Kanisius.
James R. Welsh,
a. b. (1991). Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta:
Erlangga.