Senin, 16 Januari 2017

PERPINDAHAN KALOR



Kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika kita memegang es, panas dari tangan akan berpindah ke es hingga es mencair. Kalor berpindah melalui 3 cara yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
1.    Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikel bahan tersebut. Energi dipindahkan ketika partikel-partikel behan bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Ketika partikel bergerak cepat bertumbukan dengan partikel-partikel yang bergerak lamabat, akan terjadi perpindahan panas dari partikel yang bergerak cepat ke partikel yang bergerak lambat. Konduksi panas dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Zat padat lebih baik dalam mengonduksi panas dari pada zat cair dan zat gas. Contoh: kalor berpindah dari setrika ke kain. Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan menghantarkan panas secara konduksi yang berbeda pula.
Konduktor adalah bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik. Isolator adalah bahan yang mampu menghantarkan panas dengan buruk. Bahan konduktor dan Isolator antara lain:
·      Konduktor
Kemampuan menghantar kalor semakin baik dari yang terbaik adalah perak, tembaga, emas, aluminium, baja, dan timbal.
·      Isolator
Kemampuan menghantarkan kalor semakin buruk dari yang terburuk adalah hampa, udara, stiroform, kayu, bata, dan air.

2.    Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai perpindahan-partikel benda tersebut. Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi jika zat mengalami pemanasan. Pemanasan menyebabkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang dipanaskan secara langsung dan bagian zat yang lebih dingin. Bagian zat yang dipanaskan akan memiliki massa jenis yang lebih kecil dibandingkan dengan bagian zat yang lebih dingin. Zat yang mengalami perpindahan kalor secara konveksi, misalnya fluida (air dan udara). Peristiwa konveksi lebih cepat terjadi dalam udara dibandingkan dalam air. Hal ini karena udara mengalami pemuaian yang lebih besar jika dipanaskan.
Perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan gerak partikel-partikel bendanya. Contohnya: air yang dipanaskan. Air bagian bawah mendapatkan kalor dari pemanas. Air bagian bawah akan naik ke atas dan air yang bagian atas akan turun ke bawah. Konveksi dimanfaatkan pada berbagai peralatan antara lain pengering rambut dan oven. Konveksi udara dapat dijumpai pada hal-hal berikut antara lain: terjadi angin darat dan angin laut. Cerobong asap pabrik, dan pengharum ruangan.
Arus konveksi dapat terjadi di pantai. Air konveksi akan terjadi angin darat dan air laut.
Ø Angin darat
Angin darat terjadi malam hari. Daratan lebih cepat dingin dari pada lautan. Udara di atas lautan lebih hangat dan bergerak naik, digantikan oleh udara dari daratan
Ø Angin laut
Angin laut terjadi pada siang hari. Daratan lebih cepat panas dari pada lautan. Udara di atas daratan panas dan bergerak naik, digantikan udara dari laut.

3.    Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara. Perpindahan panas secara radiasi hanya terjadi dalam gas maupun dalam ruang hampa udara. Perpindahan panas dengan radiasi dapat melalui ruang hampa udara, artinya berlangsung tanpa perlu zat perantara. Pancaran radiasi dari sinar matahari ini adalah pancaran gelombang elektromagnet.
Perpindahan kalor dari matahari sampai ke bumi. Benda dapat memancarkan radiasi kalor dan menyerap radiasi kalor. Benda radiasi kalor bergantung pada suhu benda dan warna benda.
Ø Suhu dingin
Pada suhu dingin benda akan menyerap radiasi kalor. Makin rendah suhu benda, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungan. Makin luas permukaan benda dingin, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungan.
Ø Suhu panas
Text Box: Gambar 7. Suhu panasPada suhu panas benda akan memancarkan radiasi kalor. Makin panas benda dibandingkan dengan panas lingkungan sekitar, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungan. Makin luas permukaan benda panas, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungan.
Pada saat menjemur baju, baju yang berwarna lebih gelap, lebih cepat kering. Makin gelap benda yang terasa  panas, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungan. Makin gelap benda yang terasa dingin, makin besar pula kalor  yang diterima dari lingkungan.
Termos dapat mencegah perpindahan kalor baik secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Termos terdapat bagian-bagian antara lain:
·      Sumbat dibuat dari plastik atau gabus. Bahan ini isolator yang baik.
·    Celah antara gelas dengan wadah luar dibuat hampa udara. Jadi tidak ada penghantar panas secara konduksi dan konveksi.
·      Dua lapis gelas, gelas isolator panas yang baik.
·      Gelas dilapisi perak yang mengkilat.
·      Wadah luar

Daftar Pustaka:
Tim Abdi Guru. 2013. IPA Terpadu Jilid 1 Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Widodo W, Fida R, & Siti N.H. 2016. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VII Semeter 1 SMP/MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukaan, Balitbang, Kemdikbud.

Minggu, 09 Oktober 2016

KULTUR JARINGAN

A.      Pengertian Kultur Jaringan

Kultur adalah budidaya dan jaringan, hal tersebut merupakan sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Kultur jaringan adalah membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani, 1994). Kultur jaringan pada dasarnya adalah suatu sistem pertumbuhan sel-sel yang belum berdiferensiasi, sehingga berkemampuan menghasilkan tanaman-tanaman baru (James R. Welsh, 1991).
Kultur jaringan merupakan cara perbanyakan tanaman secara vegetatif dalam media buatan yang dilakukan dalam kondisi steril. Metode kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Hasil kultur jaringan sangat baik dan sangat menguntungkan. Kultur jaringan pada dasarnya merupakan suatu sistem pertumbuhan sel-sel yang belum berdiferensiasi, sehingga berkemampuan menghasilkan tanaman-tanaman baru.
Dasar ilmiah kultur jaringan dalam pelaksanaan teknik kultur jaringan yang telah berkembang saat ini, sebenarnya didasarkan teori sel. Teori sel dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemapuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampaun setiap sel, dari mana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai akan dapat tumbuh menjadi tanaman yang sempurna (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani, 1994).    


B.       Teknik Kultur Jaringan

Teknik kultur jaringan (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani, 1994) antara lain:
1.      Eksplan
Teknik kultur jaringan sebenarnya sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang disebut eksplan. Eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium padat atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. Eksplan tumbuh menjadi kalus.
2.      Kalus
Sebagian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Kalus akan tumbuh menjadi bibit atau tanaman kecil. Dari satu kalus biasanya dapat tumbuh menjadi perpuluh-puluh tanaman kecil.
3.      Planlet
Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan ke dalam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.

C.      Penggunaan Kultur Jaringan

Teknik kultur jaringan telah semakin luas penggunaannya (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani, 1994), antara lain:
1.      Budidaya Meristem
Budidaya jaringan dengan menggunakan eksplan dari jaringan muda atau meristem.
2.      Budidaya Pollen
Budidaya jaringan dengan menggunakan eksplan dari pollen atau benangsari.
3.      Budidaya Protoplas
Budidaya jaringan dengan menggunakan eksplan dari protoplas. Protoplas adalah sel hidup yang telah dihilangkan dinding selnya. Protoplas sebagai suatu hasil isolasi sel, yang sudah tidak mempunyai dinding sel lagi, yang mengandung selulosa dan pektin (Moeso Suryowinoto, 1996).
4.      Budidaya Kloroplas
Budidaya jaringan dengan menggunakan kloroplas untuk keperluan fusi protopla (memperbaiki sifat tanaman dengan membuat varietas baru).
5.      Silangan Protoplas / Fusi Protoplas
Silangan protoplas adalah menyilangkan dua macam protoplas menjadi satu, kemudian dibudidayakan sampai menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat baru. Persilangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan zat kimia atau dengan listrik.

D.      Manfaat Kultur Jaringan

Manfaat kultur jaringan antara lain:
1.    Untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi, dan morfologi sama persis dengan tanaman induknya.
2.      Dapat dihasilkan klon suatu komoditas tanaman dalam waktu yang relatif cepat.
3.   Kultur jaringan telah dikenal sebagai usaha mendapatkan varietas baru (unggul) dari suatu jenis tanaman dalam waktu yang relatif lebih singkat dari pada cara pemulian tanaman yang harus dilakukan penanaman secara berulang-ulang sampai beberapa generasi.
4.      Untuk mendapatkan tanaman baru yang toleran terhadap stress garam.
5.  Kultur jaringan di bidang farmasi, dapat menghasilkan metabolit sekunder untuk upaya pembuatan obat-obatan.
6.      Kultur jaringan memberikan masukan atau informasi pengetahuan yang bermanfaat di bidang fisiologi tanaman.
7.  Melalui perbanyakan vegetatif dengan kultur jaringan ternyata juga berpengaruh terhadap devisa negara.
8.  Kultur jaringan dalam perbaikan tanaman dapat menciptakan klon-klon tanaman secara efisien dan murah.

E.      Metode dan Pelaksanaan Kultur Jaringan

Metode kultur jaringan dan pelaksanaan kultur jaringan (Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani, 1994).

1.    Metode Kultur Jaringan

a.       Dilihat dari macam media tanam
·      Metode padat
Metode padat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan kalus dan kemudian dengan medium deferensiasi yang berguna untuk menumbuhkan akar serta tunas sehingga kalus dapat tumbuh menjadi planlet. Media padat adalah media yang mengandung bsemua komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman dan dipadatkan dengan menambahkan zat pemadat (agar-agar batangan, bubuk, dan kemasan).
·      Metode cair
Suspensi sel dapat diartikan sebagai kultur dari sel-sel babas di dalam medium cair. Tujuan dari suspensi sel adalah untuk memecah kalus menjadi single cell. Single cell mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan membelah diri dengan lebih baik dari pada kelompok sel. Pemakaian media cair lebih ditekankan untuk suspensi sel, yaitu untuk menumbuhkan plb (protokormus).

b.      Dilihat dari cara pemeliharaan
Di dalam kultur jaringan terdapat tiga macam cara pemeliharaan, yaitu:
·      Cara satu langkah
Cara ini dilakukan apabila menghendaki agar eksplan langsung dapat tumbuh menjadi kalus dan planlet dalam satu macam medium.
·      Cara dua langkah
Apabila kalus yang sudah berhasil tumbuh keadaannya setelah beberapa lama tetap menjadi kalus, berarti kalus ini tidak mau tumbuh menjadi planlet. Apabila kalus demikian, cara dua langkah ini perlu dilakukan. Kalus dipindahkan ke dalam medium diferensiasi agar mau menumbuhkan tunas dan akar. Untuk menumbuhkan ekspan sampai menjadi planlet dibutuhkan dua macam medium.
·      Cara tiga langkah
Cara tiga langkah untuk mendapatkan planlet yang lengkap dengan tunas dan akar dibutukan tiga macam medium. Medium pertama untuk menumbuhkan kalus, medium kedua untuk menumbuhkan tunas, dan medium ketiga untuk menumbuhkan akar.

2.    Pelaksanaan Kultur Jaringan

a.       Sterilisasi alat penabur
Sebelum digunakan, entkas harus disterilisasi dengan menggunakan hand sprayer berisi spiritus atau formalin 10% dan alkohol 70%, dengan perbandingan 1:1. Setelah entkas disemprot kemudian dibiarkan 10 menit, baru digunakan. Sterilisasi pada laminair air flow dibenarkan adalah dengan spiritus atau alkohol 70%.
b.      Sterilisasi alat dan medium
Alat-alat dissecting-set dan glass ware yang akan digunakan untuk kultur jaringan, setelah dicuci dan dikeringkan kemudian dibungkus dengan kertas payung dan disterilisasi di dalam autoklaf dengan suhu 121'C tekanan 15 lb, dan lama sterilisasi 20-30 menit.
c.       Sterilisasi eksplan
Sterilisasi eksplan dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu secara mekanis dan secara kimiawi. Secara mekanis untuk eksplan yang keras dengan membakar di atas lampu spiritus sebanyak tiga kali. Sterilisasi secara kimiawi digunakan untuk eksplan yang lunak seperti tangkai daun, daun, dan sebagainya. Bahan kimia yang digunakan strerilisasi adalah sodium hipokhlorit, mercuri khlorit, dan alkohol 70%.
d.      Menabur eksplan
Menabur eksplan dilakukan di dalam laminair air flow dengan kondisi aseptik. Eksplan yang siap untuk ditanam (sudah steril), dipotong-potong dengan menggunakan skalpel di dalam cawan petri. Potongan eksplan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi media tumbuh, hingga permukaan yang teriris bersentuhan dengan medium. Erlenmeyer ditutup kembali dengan aluminium foil dan diinkubasikan. Pada suspensi sel, eksplan tidak ditanam di dalam medium padat, tetapi dalam medium cair, kemudian diinkubasi di atas mesin penggojok (shaker). Setelah selesai alat dibersihkan.  
e.       Melaksanakan sub-kultur
Dalam waktu satu sampai dua minggu, eksplan akan tumbuh menjadi kalus. Kalus akan tumbuh pada eksplan di media padat, sedangkan pada eksplan di media cair akan tumbuh plb. Sub-kultur adalah usaha untuk mengganti media tanam kultur jaringan dengan media yang baru, sehingga kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan kalus.
f.       Menumbuhkan Planlet
Menumbuhkan planlet adalah medium deferensiasi yang komponen-komponen kimianya agak berbeda dengan medium induksi kalus. Terdapat faktor lingkungan yang mempengaruhi deferensiasi, seperti intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban. 

DAFTAR PUSTAKA


Daisy P. Sriyanti Hendaryono & Ari Wijayani. (1994). Teknik Kultur Jaringan: Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif - Modern. Yogyakarta: Kanisius.
James R. Welsh, a. b. (1991). Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga.



Rabu, 04 April 2012

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN


MAKALAH
KEWIRAUSAHAAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Kewirausahaan
dosen pembimbing : Lilik Setiono, S.Pd.Si, M.Pd.Si


logo
 






Disusun Oleh :
Riza Nur Cahyaningtyas
10690039
Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2012



KATA PENGANTAR

            Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik iman maupun islam.
            Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Kewirausahhan. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan, Lilik Setiono, S.Pd.Si, M.Pd.Si. dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
            Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
            Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Amin.


Yogyakarta , 4 April 2012

                                                                                                     Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.
B.     Topik Bahasan
1.      Pengertian kewirausahaan
2.      Hakekat kewirausahaan
3.      Ciri – ciri dan karakteristik kewirausahaan
4.      Peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional

C.    Tujuan
1.      Dapat memahami pengertian kewirausahaan.
2.      Dapat memahami hakekat kewirausahaan
3.      Dapat memahami ciri – ciri dan karakteristik kewirausahaan.
4.      Dapar ,memahami peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.











BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
Berasal dari kata enterpteneur yang berarti orang yang membeli barang dengan harga pasti meskipun orang itu belum mengetahui berapa harga barang yang akan dijual. Wirausaha sering juga disebut wiraswasta yang artinya sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Meski demikian wirausaha dan wiraswasta sebenarnya memiliki arti yang berbeda . Wiraswasta tidak memiliki visi pengembangan usaha sedangkan wirausaha mampu terus berkembang dan mencoba usaha lainnya. Istilah lainnya yang semakna dengan wirausaha adalah wiraswasta. Istilah wiraswasta lebih sering dipakai dan lebih dikenal daripada wirausaha. Padahal, keduanya bermakna sama dan merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata wiraswasta berasal dari gabungan wira-swa-sta dalam bahasa sansekerta. Wira berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, atau pejuang; swa berarti sendiri atau mandiri; sta berarti berdiri; swasta berarti berdiri ditas kaki sendiri atau dengan kata lain berdiri di atas kemampuan sendiri. Sedangkan wirausahawan mengandung arti secara harfah, wira berarti berani dan usaha berarti daya upaya atau dengan kata lain wirausaha adalah kemampuan atau keberanian yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih kesuksesan.
Berdasarkan makna-makna tersebut, kata wiraswasta atau wirausaha berarti pejuang yang gagah, luhur, berani dan pantas menjadi teladan di bidang usaha. Dengan kalimat lain, wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai sifat-sifat kewiraswastaan atau kewira-usahaan. Ia bersikap berani unuk mengambil resiko. Ia juga memiliki leutamaan, kreatifitas, dan teladan dalam menangani usaha atau perusahaan. Keberaniannya berpijak pada kemampuan sendiri atau kemandiriannya. Pengertian lainnya menyebutkan kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775) misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi inikewirausahaan adalah lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.




B.     HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1.      Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2.      Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3.      Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4.      Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5.       Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6.      Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.







C.    CIRI  - CIRI  DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
·         Percaya diri
·         Berorientasikan tugas dan hasil
·         Pengambil risiko
·         Kepemimpinan
·         Keorisinilan
·         Berorientasi ke masa depan
·         Jujur dan tekun

Menurut Munawir Yusuf (1999)
Ciri kewirausahaan yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.

Ciri dan Kemampuan Wirausahaan Tangguh:
·         Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam
mengatasi masalah.
·         Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam memuaskan langganan.
·         Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan (dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
·         Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.

Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
·      Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
·      Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
·      Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
·      Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
·      Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
·      Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
·      Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
·      Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
·      Lebih memilih risiko yang moderat.
·      Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
·      Selalu menghendaki umpan balik yang segera
·      Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
·      Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
·      Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
·      Selalu menilai prestasi dengan uang.




D.    PERAN WIRAUSAHAAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
  • Menciptakan lapangan kerja
  • Mengurangi pengangguran
  • Meningkatkan pendapatan masyarakat
  • Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
  • Meningkatkan produktivitas nasiona










BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP


A.    KESIMPULAN
1.      PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN
kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi. Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan. Atau dapat juga diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberi nilai terhadap tugas dan tanggungjawabnya.

2.      HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN
Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu : nilai, kemampuan, proses penerapan kreativitas dan inovasi, usaha, sesuatu yang baru, dan nilai tambah

3.      CIRI – CIRI DAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Terdapat beberapa ciri – ciri dan karakteristik kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
·         Percaya diri
·         Berorientasikan tugas dan hasil
·         Pengambil risiko
·         Kepemimpinan
·         Keorisinilan
·         Berorientasi ke masa depan
·         Jujur dan tekun

Karakteristik kewirausahaan yaitu :
·           tanggung jawab
·            resiko
·           Percaya
·           umpan balik
·           prioritas ke masa depan
·           semangat kerja
·           prestasi
·           ketrampilan.

4.      PERAN WIRAUSAHAAN DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL
Ø  Menciptakan lapangan kerja
Ø  Mengurangi pengangguran
Ø  Meningkatkan pendapatan masyarakat
Ø  Mengombinasikan faktor–faktor produksi
Ø  Meningkatkan produktivitas nasiona



B.     PENUTUP

Alhamdulilah berkat kesempatan yang diberikan Allah SWT  makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktunya. Demikian yang dapat kami sampaikan dan tulisan dalam makalah ini , jika ada kekurangan maka kami selaku penulis memohon maaf yang sebesar besarnya serta besar harapan kami untuk mendapatkan saran-saran yang bermanfaat.






DAFTAR PUSTAKA

“Anonim”. 2012. Pengertian Kewirausahaan. diambil dari http:// www.bisnis-pengertianKewirausahaan.com. Pada tanggal 4 Maret 2012.
“Anonim”. 2009. Ciri-ciri Kewirausahaan Unggul/Berhasil. diambil dari http://ciri-cirikewirausahaanunggul_berhasil.com. Pada tanggal 4 Maret 2012.
“Anonim”. 2009. Karakteristik Kewirausahaan. diambil dari http://karakteristik-wirausahaan.com. Pada tanggal 4 Maret 2012.
“Anonim”. 2009. Kewirausahaan. diambil dari http://kewirausahaan-kang_amin.com. Pada tangaal 4 Maret 2012.
“Anonim”.2012. Kewirausahaan. diambil dari http://wikipedia.com. Pada tanggal 4 Maret 2012.